Hari Kartini: Apakah Hanya untuk Perempuan?
Siapa Raden Ajeng Kartini?
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Timur pada tanggal 21 April 1879. Ia merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang mempelopori emansipasi wanita. Pada usia 12 tahun, ia harus meninggalkan sekolah karena sudah bisa dipingit, mempersiapkan diri menunggu seorang laki-laki melamarnya. Pada masa pingit, munculah keprihatinan Kartini terhadap kaum-kaum perempuan Indonesia yang sering dipandang sebelah mata, hanya diperbolehkan mengurus rumah dan anak. Semenjak itu, Kartini memiliki semangat perjuangan yang besar dalam menjunjung kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki terutama dalam bidang pendidikan.
Apa saja nilai-nilai yang dapat kita teladani dari Kartini?
Dari perjuangan Kartini terdapat beberapa nilai-nilai yang dapat kita petik:
Berani Berbicara
Kartini melalui tulisannya, banyak mencurahkan aspirasi-aspirasi yang ada di dalam kepalanya. Ia tidak pernah takut untuk berpendapat dan mengutarakan buah pikiran yang menurutnya memiliki kesempatan untuk membawa perubahan.
Pantang Menyerah
Memperjuangkan sesuatu yang dilarang oleh peraturan budaya bukanlah perjuangan yang sepele. Banyak usaha Kartini yang disanggah dan ditolak, contohnya dalam proses penerbitan tulisannya. Namun, Kartini tidak pantang menyerah dalam mencari solusi.
Berani dan Optimis
Membuat suatu gebrakan atau gerakan perubahan pastinya menuang banyak pro dan kontra dari masyarakat sekitar. Orang-orang akan meragukan dan memandang sebelah mata. Namun, Kartini memiliki keberanian dan selalu berpikir optimis dalam membawa perubahan demi masa depan wanita Indonesia.
Apakah Hari Kartini hanya untuk perempuan?
Sering muncul persepsi yang menyebutkan bahwa Hari Kartini hanya diperuntukan untuk para perempuan. Hal ini disebabkan tokoh Kartini yang berjuang di sini adalah seorang perempuan. Namun, sebenarnya Hari Kartini diperuntukan untuk para laki-laki juga. Dengan memahami kisah perjuangan Kartini, laki-laki dapat belajar untuk lebih menghargai keberadaan kaum perempuan, menjunjung hak-hak perempuan, memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam bidang pendidikan, pekerjaan, pengutaraan pendapat, dan lain-lain.
Bagaimana menjadi Kartini di zaman sekarang?
Di zaman yang modern ini, diperlukannya semakin banyak penerus Kartini. Berikut hal-hal yang dapat kita lakukan untuk meneruskan perjuangan Kartini:
Berani Berinovasi
Peran teknologi yang mendukung perkembangan dunia dalam bidang ilmu pengetahuan bergerak semakin pesat. Sebagai penerus bangsa, kita harus berani melahirkan ide-ide baru dan inovasi yang membawa dunia ini ke arah yang semakin baik.
Haus Akan Pengetahuan
Di zaman yang semakin canggih ini, kita semua memiliki akses yang bisa dibilang tidak terbatas dalam mencari informasi. Kita memiliki kesempatan untuk mempelajari banyak macam hal dari sumber yang beragam. Mari memperkaya diri dan menggunakan pengetahuan untuk membantu serta membawa perubahan bagi lingkungan sekitar.
Menghargai Pluralitas
Dahulu hingga sekarang, pluralitas telah menjadi identitas yang melekat pada masyarakat Indonesia. Bukan hanya persoalan gender, melainkan juga aspek-aspek keberagaman lainnya. Maka dari itu, sikap menghargai pluralitas dengan menjunjung kesetaraan dan pemberian kesempatan yang sama bagi semua orang dapat menciptakan kedamaian dalam persaudaraan.