Eyeliner Boleh Model Cat Eye, tetapi Bukan Berarti Boleh Di-Catcalling
“Suit … suit …!”
“Cantik … cantik …!”
“Aduh kenapa sih aku sering digodain mereka?”
“Pakaian kamu kali terlalu terbuka.”
Konsep ini salah! Mengapa zaman sekarang korban yang mendapat kecaman? Mengapa korban yang tersakiti masih harus disakiti oleh masyarakat? Namun, apakah ini salah pakaian korban? Apakah korban yang menjadi pemicu?
Setiap tahun pada April, diperingati sebagai Bulan Kesadaran Pelecehan Seksual. Pelecehan seksual menjadi fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Berdasarkan laporan dari Komnas Perempuan, tercatat ada 299.911 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang 2020. Hal yang menjadi sangat memprihatikan karena wanita yang menjadi korban di sini sering mendapat perilaku yang tidak sewajarnya. Korban yang seharusnya dilindungi dan diberikan dukungan moral, malah mendapat cacian dan makian dari masyarakat.
Salah satu kecaman yang sering didapat oleh para perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual berbunyi, “Pakaiannya terlalu terbuka sih.” Kecaman ini menjadi layaknya stereotip yang terbentuk dalam masyarakat, seakan-akan sebuah tindakan pelecahan seksual menjadi kesalahan yang dibuat oleh sang korban. Padahal, terbukti berdasarkan data bahwa mayoritas perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual menggunakan pakaian tertutup.
Hal ini telah dibuktikan melalui data survei yang dilakukan oleh koalisi masyarakat sipil yang terdiri dari Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta, dan Change.org Indonesia. Data survei tersebut menunjukkan bahwa 18% perempuan korban pelecehan memakai rok/celana panjang dan 16% menggunakan baju lengan panjang. Data tambahan menunjukkan bahwa 17% korban memakai hijab. Data ini menunjukkan bahwa pakaian bukan masalah atau pemicu dari tindakan pelecehan.
Mari hentikan kecaman seperti ini! Para korban memerlukan dukungan masyarakat untuk berani melaporkan dan mengunggapkan kisahnya. Cukup hentikan kebiasaan menyalahkan pakaian korban. Di sini bukan persoalan pakaian wanita, melainkan para laki-laki yang seharusnya belajar untuk mengontrol nafsu dan tindak perilakunya. Para pelaku harus ditangkap dan dibasmi demi kesejahteraan masyarakat. Hentikan budaya menyalahkan korban dan berikan dukungan moral bagi para korban!